Pada
suatu hari bangsa Israel sedang bersantai santai. Ada yang sedang tidur,
bermalas-malasan, dan lain-lain. Tiba-tiba datang bangsa Filistin untuk menyerang
bangsa Israel. Filistin mempunyai raksasa besar seperti hulk , tetapi
tidak berwarna hijau. Bentuknya seperti manusia biasa tetapi bertinggi
sekitar 3 meter. Namanya Goliat.
Pada saat itu, aku sedang mengurus dombaku sambil bermain harpa. Aku
selalu menjaga dombaku dengan baik, terutama jika ada binatang buas
yang mau memangsa domba-dombaku. Aku biasanya langsung berkata "Dalam Nama Yesus"
dan memukul binatang tersebut hingga mereka lari. Sudah ada banyak sekali
binatang yang bernasib seperti itu.
Kemudian, saat saya sedang asik sekali bermain harpa, saya dipanggil oleh Raja kami untuk membawakan beberapa bekal untuk orang-orang yang berada disana. Rupanya
mereka semua sedang ketakutan, melawan Goliat satu persatu.
Aku
langsung berlari menuju sang Raja, dan berkata, ”Bolehkah aku melawannya? Melawan Goliat”. Kami berdebat untuk sementara waktu mengenai hal itu. Untungnya, aku diperbolehkan untuk maju dan melawan
monster besar itu.
Kemudian, aku mengambil lima buah batu dari sungai dan sebuah
ketapel.
Monster besar ini menertawakanku. Tetapi aku berdoa kepada Tuhan, supaya Ia memberikan aku kekuatan.
Si Goliat, penuh dengan perlengkapan perangnya seperti topeng untuk
melindungi kepala (tetapi dahinya tidak tertutup), pedang yang sangat panjang, sepatu raksasa, perisai dan masih banyak lagi.
Lalu
monster besar dan menjijikan itu mulai mengejekku ,”Haha dasar kau
kecil! Aku injak atau ku lempar dengan jariku saja pasti sudah tewas. Hahaha!”. Tetapi nyaliku sangat besar.
Tetap aku tidak gampang menyerah. "Ayo sini, kau boleh mulai duluan!”, ujarnya sombong.
Lalu
aku tanpa ragu melontarkan batuku yang pertama. Hebatnya, ia dapat
menangkisnya. Terus menangkisnya sampai batu keempat. Hanya tertinggal batu terakhir. Goliat tertawa
terbahak–bahak. Namun batu terakhir itu merupakan sebuah kesempatan bagiku.
Aku mengambil ketapelku. Lalu aku melontarkan batu itu tepat ke dahi Goliat. Ia tewas seketika dan terjatuh. Tak ku sangka, aku menang.
Setelah kejadian ini, aku
mengadakan pesta besar–besaran. Semua menyambutku dengan bahagia
dan sukacita karena misi pembunuhan dan kemenanganku terhadap Goliat. Puji Tuhan, bangsa Israel menang! Note : Tulisan ini merupakan tulisan teman baikku, Dave Putra. Aku hanya post tulisan ini di blog ku atas permintaannya (:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar